Tuesday, March 29, 2016

Pemilihan Abang Mpok Depok (Bagian 2)

Setelah lolos audisi tahap 1 Pemilihan Abang Mpok Depok 2014, keesokan harinya (Minggu, 11 Mei 2014), saya dan 59 semifinalis lainnya menghadapi audisi tahap 2.

Audisi Tahap 2
Di audisi tahap ini, para calon Mpok diharuskan untuk mencepol atau mengikat rambutnya. Poni tidak boleh tergerai! Hal ini dimaksudkan agar para peserta perempuan terbiasa dengan tata rambut Mpok yang dicepol tinggi-tinggi tanpa poni. Dan tentunya tata rambut ini juga mempermudah juri menilai peserta mana saja yang cocok untuk menjadi finalis Mpok.

Semifinalis Mpok di Audisi Pemilihan Abang Mpok Depok 2014, Tahap 2
(Dok. IKAM)
Lebih lanjut mengenai juri, jika di audisi tahap 1 penjurian dilakukan oleh para senior Abang/Mpok yang tergabung di Ikatan Keluarga Abang Mpok Depok (IKAM), kali ini penjurian dilakukan oleh para juri profesional. Penjurian terbagi menjadi 5 pos, yaitu Pengetahuan Umum, Psikologi, Bahasa Asing, Pariwisata, dan Pemerintahan. 


Suasana Penjurian Audisi Pemilihan Abang Mpok Depok 2014, Tahap 2
(Dok. IKAM)

Setelah penjurian selesai, para semifinalis harus menunggu waktu pengumuman. Pengumuman baru dilakukan sekitar jam 9 malam. Pengumumannya sendiri dilakukan dengan menampilkan slide show berisi foto para peserta yang lolos menjadi finalis Abang dan Mpok Depok 2014. Saya terkejut, lega, dan sekaligus sangat senang ketika foto saya ditampilkan dan MC mengatakan "Mpok Mutia Aprilia Permata Kusumah!". Saya terpilih sebagai finalis Abang Mpok Depok 2014!!! 
Keceriaan Finalis dan Panitia Pemilihan Abang Mpok Depok 2014 Setelah Audisi Berakhir\
(Dok. IKAM)
-Mutia

Sunday, March 20, 2016

Pemilihan Abang Mpok Depok (Bagian 1)

Sampurasun!
Oleh karena masa pendaftaran Pemilihan Abang Mpok Depok 2016 sudah kian mendekat, di post ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman saya mengikuti Pemilihan Abang Mpok Depok 2014.

PosterAbangMpokDepok
Poster Pemilihan Abang Mpok Depok 2014
(Dok. IKAM)

Alasan Mengikuti Pemilihan

Ketika SD, saya selalu kagum ketika melihat para finalis Puteri Indonesia yang berdiri di atas panggung gemerlap. Mereka cantik, pintar, anggun, serta memakai gaun dan selempang yang indah. Belum lagi juaranya, ia berkesempatan dimahkotai dengan mahkota yang berkilauan. Layaknya anak-anak perempuan lain yang tergila-gila akan berbagai hal "berbau princess-princess-an", saya kemudian bercita-cita untuk menjadi Puteri Indonesia agar bisa mendapatkan selempang (dan mahkota kalau bisa, haha). 

Setelah dewasa, saya menyadari bahwa tinggi badan saya tidak memenuhi persyaratan tinggi minimal Puteri Indonesia (170 cm). Dengan kata lain, saya terlalu pendek :(
Akan tetapi, tekad saya untuk memiliki selempang belumlah padam. Selama masa perkuliahan S1, saya mencari informasi tentang pemilihan duta pariwisata atau semacamnya. Siapa tahu ada yang bisa saya ikuti dengan postur saya yang ehem... agak mungil ini. Saya sempat ingin mengikuti Mojang Jajaka Kabupaten Bandung, karena saya lahir dan besar di Bandung. Sayangnya, waktu pembekalan/karantinanya akan menyulitkan bagi saya yang saat itu berkuliah full-time di Depok. Saya pun mulai melupakan keinginan tersebut.

Hingga pada suatu malam di Margo City Depok, saya melihat beberapa Abang Mpok Depok yang sedang mengisi acara Earth Hour. Tahun tepatnya entah 2012 atau 2013, saya lupa. Perhatian saya tertuju pada Mpok yang berpenampilan sangat anggun. Memakai kebaya encim, selendang, dan ronce melati di rambut. Saat itu saya memutuskan, SAYA HARUS CARI TAHU TENTANG ABANG MPOK DEPOK!

Setelah saya tahu gambaran besar tentang Abang Mpok Depok, saya menjadi tertarik. Sangat tertarik bahkan. Saya berpikir, toh saya akan menempuh perkuliahan selama 4 tahun di Depok.
Kenapa saya tidak berkontribusi sesuatu pada kota ini?
Lagipula, saat itu saya sedang menjadi tim intervensi masyarakat di Pancoran Mas. Saya suka ketika harus berhadapan dengan warga Depok dan memiliki rasa "berguna" bagi orang lain. Saya pikir, menjadi seorang Mpok Depok tentunya akan membuka lebar-lebar kesempatan untuk melakukan hal-hal serupa. Saya harus mendaftar!

Sayangnya, pendaftaran di tahun itu sudah ditutup. Saya baru berkesempatan mendaftar di 1-2 tahun setelahnya, yaitu di tahun 2014, ketika saya menempuh semester 8 di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Saat itu saya sedang menunaikan kewajiban mahasiswa tingkat akhir, yaitu SKRIPSI :)

Proses Pemilihan Abang Mpok Depok

Setelah mendaftar dan menyerahkan berkas-berkas, berikutnya adalah technical meeting. Di technical meeting, peserta diukur tinggi dan berat badan. Saya agak was-was, apakah saya akan langsung digugurkan karena tinggi badan saya tidak memenuhi kriteria minimal Mpok Depok???

Ternyata tidak, hihi.

Di techmeet, panitia juga menjelaskan pakaian seperti apa yang harus dikenakan saat audisi (baju formal) dan barang-barang apa saja yang harus dibawa (hanya alat tulis sih). 

Audisi Abang Mpok dilakukan dalam 2 tahap.

Audisi Tahap 1
Audisi tahap 1 dilakukan di hari Sabtu, 10 Mei 2014. Saat itu saya belum memiliki peralatan make-up yang "serius". Saya datang ke audisi hanya dengan menggunakan BB cream, bedak tabur, eyeliner, serta lip tint. Saat itu saya bahkan belum punya lipstik! 

The Real No Make-up Look by Mutia, Peserta Audisi No. 8
(Dok. IKAM)
Suasana Audisi Pemilihan Abang Mpok Depok 2014, Tahap 1
(Dok. IKAM)


Peserta audisi saat itu sekitar 120an orang. Audisi dimulai dengan tes tertulis mengenai pengetahuan seputar Kota Depok. Setelah itu, peserta melewati penjurian Focus Group Discussion, unjuk bakat, serta pengetahuan mengenai pemerintahan, pariwisata, bahasa asing, dan pengetahuan umum. Sistemnya post-to-post.





Setelah proses penjurian seharian, akhirnya dipilih 60 orang semifinalis yang berhak mengikuti audisi tahap 2. Pengumumannya dilakukan dengan cara yang cukup unik, yaitu memajang foto 30 Semifinalis Abang dan 30 Semifinalis Mpok di atas 2 meja terpisah.

30 Semifinalis Abang Depok 2014
(Dok. IKAM)
30 Semifinalis Mpok Depok 2014
(Dok. IKAM)\ 
Alhamdulillah, SAYA TERPILIH!

Audisi tahap 1 selesai sekitar jam 9-10 malam. Para semifinalis dipersilakan pulang setelah melihat pengumuman. Akan tetapi, banyak di antara kami yang tidak langsung pulang. Para semifinalis segera sibuk mencari toko pakaian yang masih buka. Calon Abang mencari kemeja dan/atau dasi yang padanannya tepat, sementara calon Mpok mencari stoking warna kulit. Kedua hal tersebut kami lakukan karena panitia merasa padanan kemeja dan dasi para calon Abang saat itu banyak yang tidak matched dan kaki para calon Mpok kurang sedap dipandang :(

(to be continued)

-Mutia

Saturday, March 19, 2016

Finally!

Finally!
I've finished "adapting" all my posts from the previous blog, woohoow!

The adaptation was done for a certain purpose that I've written here.

Re-writing what I wrote when I was 16 is quite a struggle. It was my ababil/alay/galau-teenage-year after all. The first posts are the hardest, especially the ones about my feeling for a certain someone, which I labeled "the ex". I was so embarassed, even just to read them!
Why did I write them. WHY??? 
However, during the journey of the adaptation, I experienced a change of reaction. After adapting some, I began to accept that those posts were really my thoughts, that I chose to write in my youth teenage year. I could read each post calmly, without shouting random syllables or words again (e.g. Aw!; AAAAAA!!!, etc.). So, yeah, I think the process is kind of healing me.

After this, I'm determined to continue writing in this blog. I'll write either in Bahasa Indonesia or English, so please bare with the unconsistency, hihi. I actually wanted to practice my English here but I think there are some stories that will be best to be told in Bahasa Indonesia.
Hidup Bahasa Indonesia!

-Mutia

Adaptation of "Better that we break. ."

This post was originally written on June 18th, 2009.

We broke up.
The date is June 16th, 2009.
4 months and 3 weeks.
Until this time I haven't cried yet.
Until this time we're still friends (are we though?).
:)

It's not right, not okay.
Say the words that you say.
Maybe it's better off this way.
It's better that we break, baby.
(Maroon 5 - Better that We Break)

-Mutia

P.S. 'Bout a year later, we tried again but still... it's better of this way. First love is not always the last love, right? ;)

Adaptation of "Ditinggal itu. ."

This post was originally written on June 4th, 2009.

:(

-Mutia

P.S. I know, I know. Just... Okay? Just read another one, haha.

Adaptation of "Angkot di Bandung: Waah banyak sekali ya!"

*This post is written in Bahasa Indonesia for better expression. Originally written on May 26th, 2009.

Saya sudah 16 tahun hidup di Bandung.
Tapi saya sering nyasar.
Seringnya tuh banget banget. Biasanya sih gara-gara salah naik angkot (atau gara-gara emang bodoh aja dalam spasial?)

Pernah, waktu itu saya dari kantor majalah Jeune (di daerah sekitar BEC gitu, lupa nama jalannya apa), mau ke sekolah (Cihampelas).
Lalu apa yang terjadi saudara-saudara?
Saya akhirnya sampai, dengan selamat sentosa dan tidak bahagia ke...
CICAHEUM!

Waaaw! Ngaco juga yah!

Ada lagi.
Masih fresh ini, baru kejadian kemarin.

Saya dari Kalapa (atau Kelapa? tidak yakin sebenarnya nama aslinya yang mana), mau pulang ke rumah di Kopo. Logikanya sih, saya ga mungkin nyasar kan yah. Toh hampir tiap hari saya pulang dari sekolah ke rumah lewat jalan yang itu-itu juga. Udah gitu naik angkotnya juga gampang, sekali doang. Angkotnya tuh angkot Soreang yang warnanya ijo strip merah, kayak yang udah saya ceritain di sini.

Tapi entah apa yang merasuki saya kemarin, saya malah naik KALAPA-DAYEUH KOLOT!!!

Saya baru sadar salah naik angkot waktu saya nyampe di bagian-mana-nya-Jalan-Soekarno-Hatta yang biasanya ga pernah saya lewatin kalo pulang.
Jadi saya nyasar dong?
OH MY DOG!

Ternyata angkot yang saya naikin ini warnanya ijo strip kuning, bukan strip merah...
Ternyata angkot Soreang dan Dayeuh Kolot itu tempat ngetemnya deketan.
Ternyata sopir angkot Kelapa-Dayeuh Kolot BENER-BENER HARUS nempelin stiker jurusan angkotnya di jendela depan atau belakang!!!

Well, yang udah lalu biarkanlah berlalu...

Tapi yang satu ini belum berlalu.
Waktu nulis ini, saya lagi di jalan pulang ke rumah, padahal harusnya jam segini tuh saya di sekolah.
Here's the story.

Saya dandan cantik-cantik, berangkat sekolah subuh-subuh kayak biasa.
Sampai di Kalapa, saya buru-buru naik angkot warna biru tua, jurusan Kalapa-Sukajadi.

*Jadi memang ada dua angkot yang bisa dinaiki untuk ke SMAN 2 Bandung/Cihampelas/Cipaganti dari Kalapa. Kita bisa pakai angkot Kalapa-Ledeng (seperti yang saya ceritakan di sini) atau pakai angkot Kalapa-Sukajadi ini, lalu nyambung angkot lain yang lewat jalan Cipaganti. Agak rumit? Ya sudah, terimalah.

Kembali lagi ke saya yang saat itu udah di angkot Kalapa-Sukajadi...
Jam di hape saya menunjukkan jam 6.12 (18 menit lagi udah jam masuk sekolah). Angkot sudah melaju, saya deg-degan takut telat. Tapi rute angkot ini mulai aneh. Dia menyimpang! Harusnya kan saya nyampe di Cihampelas, tapi loh kok?
LOH???
Oke, saya mulai panik.
Ini angkot biru tua kan?! Ini angkot Kalapa-Sukaj...
Wait, ini sih KALAPA-BUAH BATU!!!


Angkot Kalapa-Buah Batu
(Sumber gambar: http://jadwalangkot.com/jadwal/hasilPencarianRuteAngkot/rute-angkot-BANDUNG-dari-BUAH%20BATU-KEBON%20KELAPA
Ooh... Pantesan...
...
...
...

YAMPOOOON!!!

Apa karena perut saya yang melilit ini saya jadi ga bisa ngebedain tulisan "Sukajadi" dan "Buah Batu"???
Apa kedua angkot itu warnanyaharus sama???
Apa Doraemon lebih bahagia dengan ga pake celana???
Aarrghh!!!

Saya nyasar, lagi dan lagi.
Ga mungkin ke sekolah kalau gini ceritanya. Bakalan telat banget banget dan pasti langsung disuruh pulang juga (peraturan sekolah kalau telat lebih dari 15 menit ya dipulangin). Lagian perut saya juga sakit gini.
Well, I think I should go home :/

Bandung, Bandung.
Banyak banget sih angkot di Bandung!

Sebagian Angkot di Bandung
(Sumber gambar: http://kalam.ukm.upi.edu/rute-angkot-kota-bandung/)
-Mutia

Adaptation of "When you say nothing at all. ."

*This post was originally written on May 23rd, 2009.

The smile on your face lets me know that you need me.
There's a truth in your eyes saying you'll never leave me.
The touch of your hands says you'll catch me, whenever I fall.
You say it best, when you say nothing at all.
(Ronan Keating - When You Say Nothing at All)

Today is the 4th monthiversaryyyyy!
But still, we didn't meet each other today.

Yesterday I already talked to him, at J.Co Ciwalk.
I poured him all my thoughts, all the things that I wanted to tell him about us.
The atmosphere was a bit strained, on top of that I cried too. Just a few drops.
But well, we tried to be more... relaxed (?) We laughed, we talked. We held hands (tee hee).

Anyway, that "meeting" produce these results:
1. He apologized about what happened yesterday.
2. He promised to always keep his phone in sight.
3. I apologized for making him feel uneasy with my previous talk.

At the end, our problem is solved quite well.

By the way, there is one thing that I just realized (about Barsena).
Every time I apologize or say thank you, he will always say:

"Huh? For what?"

"Oh, it's not a big deal."

The point is...
He always feels that every sweet thing he's ever done for me is just an ordinary thing. It's not something that I should thank for.
And he always feels that our problems were caused by him, so I didn't need to apologize.
And he REALLY MEANT it, not just sweet talk-ing me.

Nevertheless...
You say it best, when you say nothing at all.

-Mutia

P.S. When I first wrote it (in 2009, that is), I felt that the song relates to my post. But now, I myself can't see the relation. Maybe you can guess and tell me?

Adaptation of "If i were. . And if you were. ."

*This post was originally written on May 21st, 2009.

If I were a boy...
I think I could understand how it feels to love a girl.
I swear I'd be a better man.
I'd listent to her.
'Cause I know how it hurts when you lose the one you wanted, 'cause he's taking you for granted.
And everything you had got destroyed.
(Beyoncé - If I were a Boy)

Two days before our 4th monthiversary.
Also two days in failing to contact you (again).
When you're at  home, do you really want me to just "leave you alone"?
How could I know?
You didn't even tell me.

In our 1st, 2nd, and 3rd monthiversary...
We didn't even meet each other, let alone celebrated it.
In our 4th one, I want us to be together. I want to be beside you at that day.
But, I don't think it will be possible.

If only I could contact you today.
If only you could convince me not to go somewhere else in our 4th monthiversary.

But, what's done is done.
I'm sorry. I've decided to go.
And I really really have to.

If I could see you tomorrow, I wanna talk to you.
But, I don't wanna hurt you.

I don't wanna make you feel guilty. Or angry.
With me.

P.S. I love you.

-Mutia

(latest) P.S. Well... What can I say? Galau is a thing.

Friday, March 18, 2016

Adaptation of "Just another post about him. ."

*This post is written in Bahasa Indonesia for better expression. Originally posted on May 14th, 2009

Tadi tuh ceritanya saya kabur dari pelajaran Pak Is (padahal minggu kemarin juga udah kabur, maaf ya pak...). Soalnya males banget sih, kelas lain juga pada pulang kok. Udah cape-cape lomba upacara masa masih harus belajar lagi? Kan males :(

Akhirnya saya kabur ke Pizza Hut Sukajadi. Waktu itu bareng Barsena, Cintary, Eva, Alqa, dan Upay. Biasa lah, teman-teman sepermainan :)
Btw ini hari pertama Barsena bawa motor, baru dapet SIM gitu dia, haha. Congrats ya, Be!

Singkat cerita...
Setelah makan, ngobrol, ketawa-ketawa ngakak sampe Cintary keselek garpu, dan tinju-tinjuan manja, tibalah waktunya untuk pulang.
Dan saya dianterin pulang sama Barsena! Sampe rumah!
Waaaa!
(Oke, itu agak lebay)

Setelah berdua menempuh perjalanan panjang nan melelahkan sepanjang Sukajadi-Kopo di tengah teriknya panas matahari yang membara, dengan kekuatan cinta dan juga tenaga dari mesin motor Kawasaki, kami pun akhirnya sampai di tujuan: Rumah Ibu Hj. Euis Maryana, nenek dari Mutia Aprilia Permata Kusumah, tempat saya tinggal.

Sesampainya di sana, ada adik sepupu saya yang cowok, namanya Iqbal. Ya udah, saya kenalin lah si Barsen ini. Keduanya bersalaman. Setelahnya, Barsena langsung bersiap pergi lagi karena harus ngajar di Purwacaraka. Pas mau pergi banget, tiba-tiba kakak sepupu saya yang cewek, Kak Agie, muncul. Jadinya saya teriakin tuh si Barsen...

Saya: Be, jangan pergi dulu, Be! Kasih salam dulu ke kakak sepupu aku!
Barsena: Kasih salam gimana?
Saya: Ya apa kek. Halo, assalammu'alaikum atau apa gitu.
Barsena: Ya udah. (berpaling ke Kak Agie, lalu bilang...) SUKSES YA!
Para sepupu: ...
Saya: Huahahahaha!

Setelahnya, Barsena pergi. Saya pun menceritakan ke para sepupu kalau yang tadi tuh Barsena, blablabla... Dan tiba-tiba saya sadar kalau ternyata hape dia yang tadi dititipin masih ada di tas saya! Ga lama kemudian terdengar suara motor menggerang-gerung di luar. Barsena muncul lagi dengan wajah malu-malu kucing. Saya lari menghampiri, sambil bawa hapenya.

Barsena: Hape aku, haha.
Saya: Iya nih. Ketinggalan, dasar! Hahaha.
Barsena: Susah ya buat pergi dari kamu...

Waaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!
What can I say?
That was so so so sweet!

Bisa aja ih Barsena :"

-Mutia

P.S. Again, I should tell you guys that we're no longer dating. So please spare me, Barsenaadict ;)

Monday, March 7, 2016

Adaptation of "Definitions, by Mute. ."

*This post was originally posted on May 5th, 2009

Definition of FRIENDS à la Mute:
short, hairy, white, round, agile, slim, coquettish, acne, fluffy, curvy, curly, narcissistic, straight, over-the-top, glasses, messy, lazy, brown, flat, big, happy-go-lucky, braces, noisy, tall, smart.

Definition of DATING à la Mute:
laugh, SMS, Y!M, canteen, holding hands, piano, call, Ciwalk, swallow-the-pride, hug, cry, sing, egoistic, fight, kiss, play, messenger, handphone, on-stage, AVI, sick, happy, sad, Mahesa, sacrifice, river stone, jealous.

Definition of CARING/LOVING à la Mute:
...
Barsena Bestandhi (?)

Definition of Barsena Bestandhi à la Mute:
Hahahaha, il est mon copain.
Je t'aime, Be ;)

-Mutia

P.S. Chillax girl (or boy), it's in the past. I am currently having another definition of caring/loving ;;)

P.P.S This is the explanation of why I write this blog in the first place.

Adaptation of "2 bulanan!"

*This post was originally posted on March 23rd, 2009.

This is my 2 monthiversary!!! Time goes by.

What's your plan for this monthiversary?
Doing Math and Bahasa Indonesia midterm exam.

Huh?
Don't even ask :(

But at least you meet each other, right? At school?
Nope :|

No offense Be, I'm just saying.
My feeling is still the same though.
Love, as always ;)

-Mutia

Adaptation of "Fine. . Are you a bitch?"

*This post is written in Bahasa Indonesia for better expression. Originally posted on March 17th, 2009

Saya punya banyak pengalaman aneh di angkot. Kali ini bukan di angkot Soreang lagi, tapi di angkot Kalapa-Sukajadi. Warna angkotnya mirip kayak yang di gambar di bawah, tapi warna strip di bawahnya biru tua, bukan biru muda. Kalau yang di bawah ini namanya angkot Kalapa-Ledeng.

Angkot Kalapa-Ledeng
(Sumber: http://orin.supriatna.web.id/2015/02/26/ngangkot-di-bandung-jangan-bingung/)
Pagi-pagi, sewaktu perjalanan ke sekolah seperti biasa, menggunakan angkot tersebut, masuklah seorang teteh-teteh yang terlihat seperti begundal *maaf nge-judge*. Badannya kurus dan gayanya... Buset dah!

(Panggil saja) doi memakai kaus biru ngejreng, celana jins skinny dan jaket pink. Rambutnya yang berwarna merah-bagaikan-rambut-anak-yang-kebanyakan-main-layangan diikat satu memakai karet gelang berwarna kuning. Doi juga membawa kantong keresek hitam dan memegang rokok.
Oke... Fine.

Pertama, doi duduk mengangkang di dekat pintu (tempat kenek biasa duduk). Doi kemudian menggantungkan keresek bawaannya di pintu angkot. Setelah itu, doi mengisap rokoknya dengan gerakan seperti mang-mang preman pasar.
Fine?
Fine lah. Lumayan...

Tidak betah di situ, doi pindah ke tempat duduk di belakang supir, di samping saya saat itu. Dia mematikan rokoknya, terus mulai mengeluarkan isi dari kantong keresek hitamnya satu per satu.

Yang pertama dikeluarkan adalah...
Kaus abu-abu dan hitam bergambar Mickey Mouse. Ia lipat kaus tersebut setelah sebelumnya dikibas-kibaskan dengan bangga. Label merknya sempat melambai-lambai di depan hidung saya.
Fine?
Hmm, not so sure now.

Lalu yang ke dua dikeluarkan adalah...
Super duper hot pants berwarna merah ngejreng dengan merk ADILL*, yang--maaf nih ya--alay maksimal. Setelah doi pamer-pamerin itu celana ke para penumpang lainnya, doi lipat lagi.
Fine?
Well, detik itu saya sudah mulai berpikir, "Hello? How are you?"

Nah, ternyata ada satu lagi barang yang mau doi keluarkan. Dan barangnya adalah...
A BRA!!!
Atau dalam bahasa umumnya, BEHA.
Beha, saudara-saudariku sekalian. Beha!
Apakah saat ini pamer beha di angkot sudah menjadi trend terbaru???

Further information...
Warna bra nya oranye. Motifnya semacam teddy bear (?). Ukurannya... 32b, mungkin. Hahaha, entahlah ya.

Pokoknya pikiran saya saat itu mengatakan...
"Are you... by any chance, are you a bitch?"

-Mutia

Adaptation of "March on Mute"

*This post was originally posted on March 17th, 2009

March is the month of party. Craaaazyyyy!!!
Girl, my dresses are running out :(

Saturday, March 5, 2016

Adaptation of "Saya tau tema postingan ini apeu pisan, tapi mau gimana lagi atu da. . I'm in love with him, and it's really really. ."

*This post was originally posted on March 8th, 2009.

Thank you, for always making me happy.
Thank you, for being my prince-with-a-white-horse.
Thank you, for making me feel the butterfly in my stomach.
Thank you, for making me fight for love.
Thank you, for your effort to be the best man for me.
Thank you, for you always forgive my mistakes.
Thank you, for you always ignore my weakness.
Thank you, for listening to all my problems.
Thank you, for loving me.
Thank you, for everything.

Me, the girlfriend of Barsena.

-Mutia

P.S. Chill Barsenaadict, now I'm not. He's all yours ;)

Adaptation of "Indonesia banget sih lu!"

*This post is written in Bahasa Indonesia for better expression. Originally posted on March 7th, 2009.

Saya tiba-tiba teringat, waktu saya pergi ke Jepang dalam rangka AFS-Jenesys Short Programme, pernah ada kejadian seperti ini.

Shinkansen (bullet train/kereta peluru/kereta mirip pesawat bermoncong di depan dan belakang tapi ga bersayap dan ga berbaling-baling) melaju dengan cepat menempuh jalur Akita-Tokyo. Saya merupakan salah satu penumpangnya.

Shinkansen
(Sumber gambar: http://shibuya246.com/2010/02/21/akita-shinkansen/)
Di perjalanan itu, saya duduk bersebelahan dengan seorang teman dari Thailand, namanya Jan. Jan anak yang imut dan murah senyum.

Setelah beberapa jam perjalanan, saya perlu ke toilet.

Saya: "Jan, could you accompany me to the toilet?"
Jan: "Yeah, sure."

Jadilah kami berdua beranjak dari tempat duduk, menuju ke pintu gerbong. Toiletnya memang ada di balik tiap pintu gerbong.

Jan berjalan mendahului saya.

Di ujung gerbong, pintu tiba-tiba tergeser membuka, menampakkan semacam ruangan kecil tempat 2 toilet berhadapan. Saya pikir Jan yang tadi membukanya. Makanya setelah Jan berlalu, saya--dengan niat sok-sokan jadi contoh pelajar Indonesia yang baik--meraih pegangan pintu tersebut dengan gerakan yang anggun dan senyum di wajah, berniat menutupnya demi kesopanan dan kenyamanan penumpang lainnya.
Tapi, keanehan terjadi.

Saya: (menarik-narik pintu, berusaha menggesernya agar menutup)
Pintu: (tidak bergeser secuil pun)

Loh kok pintunya kaya yang nyangkut gini? Kok ga bisa digeser sih???
Wah, ini pasti si Jan tadi ngebukanya ga bener nih.

Mute: "Jan! (diam dulu sebentar, berpikir. bahasa inggrisnya pintu nyangkut apa ya?)
Jan: ... (sepertinya bingung)
Mute: "Jan, it's stuck! It's stuck! (menarik pintu kencang-kencang, sikap anggun terlupakan)
Jan: ??? (tambah bingung)

Ya ampun dia ini, masa ga ngerti saya ngomong apa?

Di waktu yang sama, saya sadar kalau penumpang-penumpang lain mulai pada ngeliatin saya yang teriak-teriak sambil narik-narik pintu. Mungkin mereka berpikir, "Itu anak bule ngapain?".
*Yes, I was considered as 'bule' there, haha
Tapi karena udah terlanjur malu, saya terus bersikukuh.

Saya: "JAN! IT'S STUCK, IT'S STUCK! THE DOOR IS STUCK!!!"  (sudah mulai histeris, tapi tetap keukeuh narik-narik pintu)
Jan: (senyum-senyum malu) "It's okay, leave it."
Saya: (narik pintu untuk terakhir kalinya) "It's stuck..." (mulai lelah)
Jan: It's okay. Come here.

Saya pun menyerah dan meninggalkan pintu itu, lalu berniat masuk ke toilet untuk pipis.

Tiba-tiba terdengar suara keras, seperti suara pintu geser yang menutup. Refleks, saya membalikkan badan untuk kemudian melihat.

PINTU GERBONG TADI TERTUTUP!!!

Seketika saya menyadari, itu pintu OTOMATIS loooh. #OhSoClever

Pantes aja tadi penumpang-penumpang lain pada ngeliatin.
Pantes aja tadi si Jan senyum-senyum ga jelas.
Ternyata...

Haduuuh, 'Indonesia' banget sih lu!

-Mutia

P.S. Maksud dari 'Indonesia' banget adalah  saya yang terbiasa dengan pintu-gerbong-kereta-di-Indonesia-yang-harus-dibuka-sendiri tidak menyadari bahwa di negara lain seperti Jepang, sistem pintunya sudah otomatis.

Adaptation of "Saya, angkot soreang, dan pedagang buah2an"

*This post is written in Bahasa Indonesia for better expression. Originally posted on March 3rd, 2009.

Angkot Soreang
(Sumber gambar: http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2013/06/21/239680/bupati-bandung-pertimbangkan-kenaikan-tarif-angkutan)
Hari Jumat lalu, ketika saya sedang di perjalanan ke sekolah (SMAN 2 Bandung)...
Angkot Soreang yang saya tumpangi berhenti di depan Pasar Caringin dan masuklah 3 mang-mang (abang-abang/mas-mas) pedagang buah-buahan, lengkap dengan buah-buahan jualannya dalam karung.

Beberapa menit kemudian, terdengarlah celetukan-celetukan yang kurang lebih berbunyi seperti ini.

Mang 1: "Ayeuna mah nya, anu babu teh meni embung disebut babu deui. Sok ngagaraya! Hayangna teh disebut 'slening servis'. Aya aya wae lah."
(Sekarang sih ya, babu/pembantu tuh ga mau disebut babu/pembantu lagi. Sok sok gaya! Maunya disebut 'slening servis'. Ada ada aja.)

Dalam hati saya berkata, "Slening servis tuh maksudnya... cleaning service?". Hahaha.

Lalu, mang yang lainnya menimpali.

Mang 2: "Terus aya deui, eta tatangga aing. Gawena teh jadi suster ceunah. Aing geus mikir, hade pisan manehna jadi suster. Ai pas ditanya di rumah sakit mana, ngajawabna teh, 'Eta, di imah Bu Sopi'. Heuh... Eta mah lain suster atuh nya! Kieu-kieu oge, aing oge nyaho eta mah ngaranna 'bebi sister', lain suster!"
(Terus ada lagi, itu tetangga saya. Kerjanya tuh jadi suster katanya. Saya udah mikir, hebat banget dia jadi suster. Tapi waktu ditanya di rumah sakit mana, jawabnya tuh, "Itu, di rumah Bu Sofi." Heuh... Itu sih bukan suster dong ya! Gini-gini juga, saya tau itu sih namanya 'bebi sister', bukan suster!)

Mang 1: "Bebi sister, bebi sister! Angger weh babu siah!. Terus deui, aya babaturan aing. Ngakuna teh usaha 'londri', padahal mah buruh nyeuseuhan geura! Ckckck."
(Bebi sister, bebi sister! Tetep aja babu kamu! Terus lagi, ada temen-temen saya. Ngakunya tuh usaha 'londri', padahal ternyata buruh cuci! Ckckck.)

Mang 3: (kehabisan kata-kata, lalu sambil geleng-geleng kepala berkata...) "Heu euh, heu euh."
(Iya, iya.)

Well, well, well, sejak saat itu entah mengapa saya jadi sangat suka angkot Soreang :p

-Mutia

Adaptation of "Curhat, tentang dia. ."

*This post is written in Bahasa Indonesia for better expression. Originally posted on Feb 23rd, 2009.

23 Januari 2009, saya jadian sama idola saya itu, haha.
Idola saya itu orang yang paling:
- Nyebelin, nyebelin, nyebelin
- Penyendiri
- Alay
- Ga jelas
- Lebay
- Banyak makan (kalo makan bisa sampe 5x sehari!)
- Boros (ngeluarin uang buat beli makanan danus sampe banyak banget, kamu yakin kamu anak SMA???)
- Berminyak
- Berkeringat (selalu ngabisin persediaan tisu saya)
- Susah dimengerti,
tapi juga paling saya sayang...

Karena ini 23 Februari 2009, jadi otomatis hari ini saya 1 bulanan.
Dia ga masuk, sakit.
Mungkin kecapean nyanyi dan digodain sama tante-tante di Score! pas malming kemaren kali yah.
But it's okay, saya juga mau les kok.
Saya ga marah atau kecewa sama dia.
Saya udah banyak belajar, mau coba pengertian.

Be, cepet sembuh ya.
Aku tau suatu saat nanti kita akan putus.
*Ini bukan hasil ramal, tapi karena setiap ada awal pasti selalu ada akhir juga kan?
Tapi ya...
Semoga aja itu masih lama.
Semoga aja itu masih beberapa tahun lagi.
Semoga aja kalau kita putus, itu gara-gara kita mau "peningkatan status" (well, you know).
Ya udah lah ya, pokoknya sekarang aku sayang kamu :p

-Mutia

Adaptation of My Previous 'Alay' Blog

Hi, there!

If you are reading this, then either you know my blog, accidentally find it in your search results, or you just typed my name, Mutia Aprilia Permata Kusumah into Google *wink wink*

My purpose of writing this blog is to adapt my previous alay-Sunda-blog, which some of you may already know. I wrote the alay one in my alay phase. Yes, yes, I admit it. I was alay. 
Anyway, the alay one has been haunting me for years. I wrote that blog with an alay email account and I forgot its password and also other necessary details about the account. So, yeah, I can't remove it. I've tried many ways. I even contacted the customer service of Yahoo! They still can't help :(

So, here we are. I will try to write the less alay version of each post in my previous blog (either in English or Bahasa Indonesia) as a way for me to accept and embrace my past. You, on the other side, please enjoy reading the posts and you may leave comment if you wish. Correction of grammar is also welcome. Feel free to judge me!

Love,
Mutia.