*This post is written in Bahasa Indonesia for better expression. Originally posted on March 7th, 2009.
Saya tiba-tiba teringat, waktu saya pergi ke Jepang dalam rangka AFS-Jenesys Short Programme, pernah ada kejadian seperti ini.
Shinkansen (bullet train/kereta peluru/kereta mirip pesawat bermoncong di depan dan belakang tapi ga bersayap dan ga berbaling-baling) melaju dengan cepat menempuh jalur Akita-Tokyo. Saya merupakan salah satu penumpangnya.
Di perjalanan itu, saya duduk bersebelahan dengan seorang teman dari Thailand, namanya Jan. Jan anak yang imut dan murah senyum.
Setelah beberapa jam perjalanan, saya perlu ke toilet.
Saya: "Jan, could you accompany me to the toilet?"
Jan: "Yeah, sure."
Jadilah kami berdua beranjak dari tempat duduk, menuju ke pintu gerbong. Toiletnya memang ada di balik tiap pintu gerbong.
Jan berjalan mendahului saya.
Di ujung gerbong, pintu tiba-tiba tergeser membuka, menampakkan semacam ruangan kecil tempat 2 toilet berhadapan. Saya pikir Jan yang tadi membukanya. Makanya setelah Jan berlalu, saya--dengan niat sok-sokan jadi contoh pelajar Indonesia yang baik--meraih pegangan pintu tersebut dengan gerakan yang anggun dan senyum di wajah, berniat menutupnya demi kesopanan dan kenyamanan penumpang lainnya.
Tapi, keanehan terjadi.
Saya: (menarik-narik pintu, berusaha menggesernya agar menutup)
Pintu: (tidak bergeser secuil pun)
Loh kok pintunya kaya yang nyangkut gini? Kok ga bisa digeser sih???
Wah, ini pasti si Jan tadi ngebukanya ga bener nih.
Mute: "Jan! (diam dulu sebentar, berpikir. bahasa inggrisnya pintu nyangkut apa ya?)
Jan: ... (sepertinya bingung)
Mute: "Jan, it's stuck! It's stuck! (menarik pintu kencang-kencang, sikap anggun terlupakan)
Jan: ??? (tambah bingung)
Ya ampun dia ini, masa ga ngerti saya ngomong apa?
Di waktu yang sama, saya sadar kalau penumpang-penumpang lain mulai pada ngeliatin saya yang teriak-teriak sambil narik-narik pintu. Mungkin mereka berpikir, "Itu anak bule ngapain?".
*Yes, I was considered as 'bule' there, haha
Tapi karena udah terlanjur malu, saya terus bersikukuh.
Saya: "JAN! IT'S STUCK, IT'S STUCK! THE DOOR IS STUCK!!!" (sudah mulai histeris, tapi tetap keukeuh narik-narik pintu)
Jan: (senyum-senyum malu) "It's okay, leave it."
Saya: (narik pintu untuk terakhir kalinya) "It's stuck..." (mulai lelah)
Jan: It's okay. Come here.
Saya pun menyerah dan meninggalkan pintu itu, lalu berniat masuk ke toilet untuk pipis.
Tiba-tiba terdengar suara keras, seperti suara pintu geser yang menutup. Refleks, saya membalikkan badan untuk kemudian melihat.
PINTU GERBONG TADI TERTUTUP!!!
Seketika saya menyadari, itu pintu OTOMATIS loooh. #OhSoClever
Pantes aja tadi penumpang-penumpang lain pada ngeliatin.
Pantes aja tadi si Jan senyum-senyum ga jelas.
Ternyata...
Haduuuh, 'Indonesia' banget sih lu!
-Mutia
P.S. Maksud dari 'Indonesia' banget adalah saya yang terbiasa dengan pintu-gerbong-kereta-di-Indonesia-yang-harus-dibuka-sendiri tidak menyadari bahwa di negara lain seperti Jepang, sistem pintunya sudah otomatis.
No comments:
Post a Comment