Sampurasun!
Oleh karena masa pendaftaran Pemilihan Abang Mpok Depok 2016 sudah kian mendekat, di post ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman saya mengikuti Pemilihan Abang Mpok Depok 2014.
![]() |
Poster Pemilihan Abang Mpok Depok 2014 (Dok. IKAM) |
Alasan Mengikuti Pemilihan
Ketika SD, saya selalu kagum ketika melihat para finalis Puteri Indonesia yang berdiri di atas panggung gemerlap. Mereka cantik, pintar, anggun, serta memakai gaun dan selempang yang indah. Belum lagi juaranya, ia berkesempatan dimahkotai dengan mahkota yang berkilauan. Layaknya anak-anak perempuan lain yang tergila-gila akan berbagai hal "berbau princess-princess-an", saya kemudian bercita-cita untuk menjadi Puteri Indonesia agar bisa mendapatkan selempang (dan mahkota kalau bisa, haha).
Setelah dewasa, saya menyadari bahwa tinggi badan saya tidak memenuhi persyaratan tinggi minimal Puteri Indonesia (170 cm). Dengan kata lain, saya terlalu pendek :(
Akan tetapi, tekad saya untuk memiliki selempang belumlah padam. Selama masa perkuliahan S1, saya mencari informasi tentang pemilihan duta pariwisata atau semacamnya. Siapa tahu ada yang bisa saya ikuti dengan postur saya yang ehem... agak mungil ini. Saya sempat ingin mengikuti Mojang Jajaka Kabupaten Bandung, karena saya lahir dan besar di Bandung. Sayangnya, waktu pembekalan/karantinanya akan menyulitkan bagi saya yang saat itu berkuliah full-time di Depok. Saya pun mulai melupakan keinginan tersebut.
Hingga pada suatu malam di Margo City Depok, saya melihat beberapa Abang Mpok Depok yang sedang mengisi acara Earth Hour. Tahun tepatnya entah 2012 atau 2013, saya lupa. Perhatian saya tertuju pada Mpok yang berpenampilan sangat anggun. Memakai kebaya encim, selendang, dan ronce melati di rambut. Saat itu saya memutuskan, SAYA HARUS CARI TAHU TENTANG ABANG MPOK DEPOK!
Setelah saya tahu gambaran besar tentang Abang Mpok Depok, saya menjadi tertarik. Sangat tertarik bahkan. Saya berpikir, toh saya akan menempuh perkuliahan selama 4 tahun di Depok.
Kenapa saya tidak berkontribusi sesuatu pada kota ini?
Kenapa saya tidak berkontribusi sesuatu pada kota ini?
Lagipula, saat itu saya sedang menjadi tim intervensi masyarakat di Pancoran Mas. Saya suka ketika harus berhadapan dengan warga Depok dan memiliki rasa "berguna" bagi orang lain. Saya pikir, menjadi seorang Mpok Depok tentunya akan membuka lebar-lebar kesempatan untuk melakukan hal-hal serupa. Saya harus mendaftar!
Sayangnya, pendaftaran di tahun itu sudah ditutup. Saya baru berkesempatan mendaftar di 1-2 tahun setelahnya, yaitu di tahun 2014, ketika saya menempuh semester 8 di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Saat itu saya sedang menunaikan kewajiban mahasiswa tingkat akhir, yaitu SKRIPSI :)
Proses Pemilihan Abang Mpok Depok
Setelah mendaftar dan menyerahkan berkas-berkas, berikutnya adalah technical meeting. Di technical meeting, peserta diukur tinggi dan berat badan. Saya agak was-was, apakah saya akan langsung digugurkan karena tinggi badan saya tidak memenuhi kriteria minimal Mpok Depok???
Ternyata tidak, hihi.
Di techmeet, panitia juga menjelaskan pakaian seperti apa yang harus dikenakan saat audisi (baju formal) dan barang-barang apa saja yang harus dibawa (hanya alat tulis sih).
Audisi Abang Mpok dilakukan dalam 2 tahap.
Audisi Tahap 1
Audisi tahap 1 dilakukan di hari Sabtu, 10 Mei 2014. Saat itu saya belum memiliki peralatan make-up yang "serius". Saya datang ke audisi hanya dengan menggunakan BB cream, bedak tabur, eyeliner, serta lip tint. Saat itu saya bahkan belum punya lipstik!
Audisi tahap 1 dilakukan di hari Sabtu, 10 Mei 2014. Saat itu saya belum memiliki peralatan make-up yang "serius". Saya datang ke audisi hanya dengan menggunakan BB cream, bedak tabur, eyeliner, serta lip tint. Saat itu saya bahkan belum punya lipstik!
The Real No Make-up Look by Mutia, Peserta Audisi No. 8 (Dok. IKAM) |
Suasana Audisi Pemilihan Abang Mpok Depok 2014, Tahap 1 (Dok. IKAM) |
Peserta audisi saat itu sekitar 120an orang. Audisi dimulai dengan tes tertulis mengenai pengetahuan seputar Kota Depok. Setelah itu, peserta melewati penjurian Focus Group Discussion, unjuk bakat, serta pengetahuan mengenai pemerintahan, pariwisata, bahasa asing, dan pengetahuan umum. Sistemnya post-to-post.
Setelah proses penjurian seharian, akhirnya dipilih 60 orang semifinalis yang berhak mengikuti audisi tahap 2. Pengumumannya dilakukan dengan cara yang cukup unik, yaitu memajang foto 30 Semifinalis Abang dan 30 Semifinalis Mpok di atas 2 meja terpisah.
30 Semifinalis Abang Depok 2014 (Dok. IKAM) |
30 Semifinalis Mpok Depok 2014 (Dok. IKAM)\ |
Alhamdulillah, SAYA TERPILIH!
Audisi tahap 1 selesai sekitar jam 9-10 malam. Para semifinalis dipersilakan pulang setelah melihat pengumuman. Akan tetapi, banyak di antara kami yang tidak langsung pulang. Para semifinalis segera sibuk mencari toko pakaian yang masih buka. Calon Abang mencari kemeja dan/atau dasi yang padanannya tepat, sementara calon Mpok mencari stoking warna kulit. Kedua hal tersebut kami lakukan karena panitia merasa padanan kemeja dan dasi para calon Abang saat itu banyak yang tidak matched dan kaki para calon Mpok kurang sedap dipandang :(
(to be continued)
-Mutia
No comments:
Post a Comment